Berantakan Tapi Sukses
Ini
adalah hal gila.
Ceritanya
gue bangun tidur. Gue kaget, kok udah terang langitnya? Terus gue wudhu di KMD.
Abis itu OH YA! GUE KUDU I'LAN SCIENCE FAIR DI MESJID. Gue baru inget hari itu
hari Jumat dan gue udah janji sama pihak lab mau ngiklanin acara hasil
kerjasama kita ~Science Fair di mesjid. Kenapa di mesjid? Gue pikir mesjid itu
sarana paling efektif untuk ngumumin apapun.
Tanpa
basa-basi gue samber yang namanya sarung dan pasangannya (baju koko) plus
songkok Quran, gue pake sarungnya, gue masukin bajunya. Abis itu dengan tenaga
setengah kuda gue langsung berlarian menuju mesjid.
Ternyata
saatnya belum usai..
Hari
ini hari Jumat. Kebiasaan pondok gue ada muhadatsah pagi-pagi setiap hari
Jumat, semacam latihan berbahasa asing kolosal gitu.
Nah,
ini dia. Pas gue sampe di mesjid (mesjid di sini gede banget bro), muhadatsahnya
belum mulai. Anak-anak lagi pada bagi-bagi kartu di depan mesjid. Ini
kesempatan emas. Gue langsung ngomong ke anak ta'mir yang lagi jaga di situ.
Waktu itu yang jaga Riyan Irfangi, anak Cilacap dan sekitarnya, jadi ngomongnya
agak loko loko.
"Eh
yan, aku maju mimbar ya?" gue langsung ngomong tanpa basa-basi.
"Ngapak?"
"Ini
nih, Science Fair, aku harus ngumumin ke anak-anak," to the point.
"Langung aja, mumpung
muhadatsahnya belum selesai."
Gila,
batin gue. Gue belum sholat shubuh, tapi tuntutan kerja mengharuskan menundanya
terlebih dahulu.
Gue
melangkah ke mimbar.
Selangkah.
Dua
langkah.
Tiga
langkah.
Mimbar
makin deket.
Tambah
deket.
Gue
naik ke mimbar.
Gue
megang mic.
Gue
batuk di mic.
"Ehm.."
Semua
anak menoleh ke gue.
Gue
nggak sadarkan diri. Tapi gue gak pingsan. Yang jelas, nyawa kedua gue hidup
dan mulai nyerocos sana sini.
Gue
ga inget apa-apa. Pokoknya tiba-tiba gue udah turun mimbar, tuntas mengatakan
segalanya (hahasekk).
Gue
sholat shubuh. Dan menenangkan diri.
Yang
jelas apa yang gue katakan barusan di mimbar itu berantakan. Berantakane pol.
Hancur sehancur hancurnya. Kalimat ga efektif. Pilihan kata ga formal.
Entahlah. Gue malu. Gue emang ga pinter public speaking. Gue tau
bakat gue ga di situ.
Tiga
jam kemudian..
Ternyata
yang nongol di Science Fair banyak juga loh. Baru gue sadari. Pengumuman gue di
mimbar ternyata gak sia-sia. Sejelek apapun kita menyampaikan sesuatu ternyata
masih ada yang menghargai kita. Jangan berhenti berbicara. Just try to
connect peoples each other.
Gue
belajar sesuatu hari ini.
0 comment:
Post a Comment