Akankah Kau Jadi "The Next Jokowi"?
Posting kali ini gue mau nulis something about Jokowi. Ya, itu loh walikota Solo yang sekarang terkenal karena keberhasilannya mengurusi PKL di kotanya.
Maaf sebelumnya postingan ini nggak dipengaruhi pihak tertentu. Nggak ada unsur pemaksaan. Ini murni dari hati nurani saya sendiri yang tergerak dan tentunya terinspirasi tokoh seperti beliau.
Jokowi atau nama lengkapnya Joko Widodo adalah walikota Surakarta (sering dikenal dengan Solo) yang menjabat dua kali periode sejak 2005 hingga 2015. Pemimpin ini tidak seperti politikus lainnya yang hanya bisa mengobral janji. Tapi Jokowi lebih banyak act ketimbang talk.
Keberhasilan beliau bisa kita lihat dari caranya mengatasi masalah PKL di Solo. Beliau tidak menugaskan Satpol PP dengan pentungan dan tameng di tangan. Tapi apa yang beliau lakukan? Mengajak para pedagang PKL ini ngopi bareng di rumah jabatnya, sambil mendengarkan keluhan dan harapan dari rakyatnya.
Beliau juga nggak pernah mengambil gaji hasil jabatannya menjadi walikota. Beliau hanya menandantangani slip gajinya, and the end. Ini berbeda jauh dengan berita yang disiarkan di media cetak maupun media massa tentang presiden yang mengeluh kekurangan gaji. Kita pastinya nggak kelewatan berita ini kan? Inikah yang namanya presiden?
Ada lagi yang perlu kita teladani dari beliau. Ketika ada penggantian mobil dinas para pejabat di Solo, beliau masih tetap setia dengan mobil dinas Camry-nya yang sudah 10 tahun dipakai sejak pemerintahan Pak Slamet Suryanto.
Bahkan beliau lebih melirik mobil Esemka buatan anak SMK.
Rencananya mobil yang 80% buatan dalam negeri ini hanya akan boleh diinvestasi oleh pihak dalam negeri. Artinya, asing dilarang ikut campur dalam produksi mobil ini. Harga jual mobil ini pun sangat murah. 95 juta. Angka yang rendah untuk setingkat satu unit mobil.
Masih tentang produk dalam negeri. Beberapa tahun yang lalu, mantan wapres Pak Jusuf Kalla sempat menyindir para menteri soal "cinta produk dalam negeri." Beliau mencopot sepatu kulitnya ketika sidang kabinet dan menunjukkan kepada para menteri yang hadir kalau sepatunya asli dalam negeri. Ini berbeda dengan menteri lain yang saat itu menggunakan sepatu impor.
Kembali ke bahasan Jokowi. Nama Jokowi sudah terkenal sekali di antero luar negeri karena prestasi beratnya. Bahkan nama Jokowi adalah pemberian konsumen mebelnya di Prancis. Sangar kan?
Ini dia teladan pemimpin yang patut kita tiru. Sikapnya, kebijaksanannya, sesuai dengan contoh para khulafaurrasyidin zaman dahulu.
Akankah kau jadi "The Next Jokowi"?
Beliau juga nggak pernah mengambil gaji hasil jabatannya menjadi walikota. Beliau hanya menandantangani slip gajinya, and the end. Ini berbeda jauh dengan berita yang disiarkan di media cetak maupun media massa tentang presiden yang mengeluh kekurangan gaji. Kita pastinya nggak kelewatan berita ini kan? Inikah yang namanya presiden?
Ada lagi yang perlu kita teladani dari beliau. Ketika ada penggantian mobil dinas para pejabat di Solo, beliau masih tetap setia dengan mobil dinas Camry-nya yang sudah 10 tahun dipakai sejak pemerintahan Pak Slamet Suryanto.
Bahkan beliau lebih melirik mobil Esemka buatan anak SMK.
Rencananya mobil yang 80% buatan dalam negeri ini hanya akan boleh diinvestasi oleh pihak dalam negeri. Artinya, asing dilarang ikut campur dalam produksi mobil ini. Harga jual mobil ini pun sangat murah. 95 juta. Angka yang rendah untuk setingkat satu unit mobil.
Masih tentang produk dalam negeri. Beberapa tahun yang lalu, mantan wapres Pak Jusuf Kalla sempat menyindir para menteri soal "cinta produk dalam negeri." Beliau mencopot sepatu kulitnya ketika sidang kabinet dan menunjukkan kepada para menteri yang hadir kalau sepatunya asli dalam negeri. Ini berbeda dengan menteri lain yang saat itu menggunakan sepatu impor.
Kembali ke bahasan Jokowi. Nama Jokowi sudah terkenal sekali di antero luar negeri karena prestasi beratnya. Bahkan nama Jokowi adalah pemberian konsumen mebelnya di Prancis. Sangar kan?
Ini dia teladan pemimpin yang patut kita tiru. Sikapnya, kebijaksanannya, sesuai dengan contoh para khulafaurrasyidin zaman dahulu.
Akankah kau jadi "The Next Jokowi"?
0 comment:
Post a Comment